-->

INILAH 10 KOMENTAR MIRING YANG TAK SEHARUSNYA DIUCAPKAN KEPADA SEORANG IBU, NOMOR 5 PALING BIKIN NYESEK...

Komentar Miring Kepada Seorang Ibu by sebarkan.xyz

Sebarkan.xyz - Hasyeeeekkkk judulnya udah kayak artikel kekinian belooommmm hehe. Komentar miring yang tidak sepatutnya diucapkan pada seorang ibu. Oke..Ada yang bilang jika rumah berantakan itu kudu bersyukur, berarti anak-anak sehat. Karena hanya ketika anak sakit saja rumah menjadi rapi.

Hmmm saya ga sepenuhnya sepakat dengan kalimat itu. Kenapa? Karena kalo anak-anak sakit justru rumah jadi lebih ga terurus sebab emaknya ga boleh mingser dari kasur alias anak-anak maunya emaknya juga tiduran nemenin. Betuuuuulllll?

Ga mungkin kan emaknya memilih beresin rumah sedangkan anaknya terkapar tak bisa ngapa-ngapain karena demam. Kerjaan rumah bisa ditunda, tapi tidak dengan menjaga anak sebab momennya ga bisa diulang.

Karena rumah bersih, rapi, dan harum mewangi sepanjang hari adalah hal yang tidak mungkin terjadi pada sebuah rumah yang ada anak kecilnya.

Tembok rumah penuh coretan,
Mainan nyelip tersebar dari sabang sampai merauke,
Cucian numpuk,
Setrikaan menggunung,
Lantai ga kinclong pertanda jarang di pel,
Kaca rumah berdebu,
Tempat tidur berantakan...

Semua kondisi di atas merupakan hal yang LUMRAH terjadi jika di rumah tersebut ada balita. Oke ulangi, LUMRAH ya Buibu....

Maka ketika mengunjungi rumah yang ada anak kecilnya, mohon diperhatikan ada beberapa komentar yang sebaiknya tak usah diucapkan;

1. Mempertanyakan aktivitasnya
"Seharian di rumah ngapain aja? Kok berantakan gini..."
Ini pedes banget ya Bu…ibu. Kalo beli mie naga itu ibaratnya pedes level 30, mules.
Lha contoh urusan mau jemur pakaian aja iklannya banyak; mulai dari anak teriak pengen pipis, lalu ada yang rebutan mainan, ada yang nangis, eh ketambahan yang baby pengen ngASI. Full drama. Kalo udah begini, maka bye bye jemuran....
Ini baru soal jemuran ya, belum yang lain.

2. Membanding-bandingkan.
"Yang lain aja bisa lho cekatan urus anak, moso kamu ga bisa.."
Beda perempuan, beda riwayat pengasuhan ya #catet
Perempuan jaman dulu mungkin cekatan karena mereka memang dididik full.mengurus rumah, saat itu pendidikan tinggi belum menjadi prioritas maka tak heran jika perempuan era 60an cekatannya luar biasa dalam mengurus rumah. Tapi lain dengan perempuan era 70-80an yang sudah mulai banyak yang bisa mengakses pendidikan tinggi sehingga pengasuhan tidak fokus sekali dalam mengurus rumah. That's why tak perlu kita komentari kemampuannya dalam mengurus rumah.

Bisa jadi kondisi sekarang justru sudah jauh lebih baik dalam mengurus rumah. Dan yang perlu digaris bawahi bahwa sudah amat sangat luar biasa seorang perempuan mau di rumah saja mengurus rumah meski ia harus meninggalkan karier di tempat kerjanya. Kau tak tahu bahwa pengorbanannya itu jauh lebih penting daripada sekedar urusan remeh temeh kapasitasnya mengurus rumah. Semua by process bu...

3. Mengomentari anaknya.
"Anaknya kok kurus, kamu ga telaten urus menu anak ya. Menu variannya meski kurang. Salah MPASI ya..." #fiuh
Ga tahu kan kalo si Ibu ini udah jungkir balik masak berdasar menu di buku, beli segala macam agar anak mau makan, masak dari sebelum subuh agar bisa menyiapkan banyak varian....tapi lha anaknya maunya itu-ituuuu aja gimana, lha anaknya emang bawaan tubuhnya kecil gimana.
Kita tidak tahu, maka alangkah baiknya jangan sok tahu.

4. Membandingkan anaknya dengan anak lain.
"Anakku baru 12 bulan udah bisa jalan lho...kok anakmu belum. Bla bla bla"
Tiap anak punya waktu dan bakatnya masing-masing. Tak perlu dan tak penting untuk diperlombakan. Daripada komentar receh membanding-bandingkan begitu, lebih baik saling berbagi tips pengasuhan. Misal bagaimana caranya toilet training, bagaimana agar anak tidak mengompol saat tidur di malam hari, dan lain-lain.

5. Menyalahkan dan menghilangkan waktu istirahatnya
"Anak tidur, kamu Beberes. Jangan malas..."
Waduh belum tahu dia jika punya anak lebih dari satu itu tidur dan bangunnya anak2 itu gantian. Gimana mau Beberes kalo yang satu mau tidur, yang lainnya bangun Haha

6. Mengungkit perkara pribadi seperti proses melahirkan, asi atau sufor.
"Kurang yakin kali makanya cesar..." atau "yang namanya ASI tuh tergantung ibunya, usahanya dikencengin..."
Ada hal yang di luar kendali kita sebagai manusia, jangan berlebihan menilai suatu kejadian. Di atas segala rencana dan ikhtiar manusia, ada kuasa Allah yang tak bisa diganggu gugat.

7. Mengomentari kondisi keluarganya
"Anaknya banyak, doyan apa kebobolan?" Atau "kok anaknya satu, kapan ne dikasih adik..."
Punya anak satu dikomentari,
Punya anak banyak dicurigai,
Punya anak lelaki semua ditakut-takuti,
Punya anak perempuan semua diselisihi,
Hayati lelah bu..
Doakan yang baik saja kan lebih enak; semoga menjadi anak yang soleh dan solehah, semoga diberi kesabaran dalam mengurus anak, dll. Gitu

8. Mengomentari status full time atau work time-nya...
"Ga sayang gelar sarjananya tuh kalo cuma di rumah saja?" Atau "ngapain ngejar karier, ga penting. Anak di rumah diurus..."
Yang di rumah dinyinyir, yang kerja dicibir.
Terus kudu Piye?
Sebuah pilihan itu pasti ada pertimbangan dan prioritasnya, dan setiap rumah tangga pasti menjatuhkan pilihan terbaik untuk semua. Maka jangan Tambahi komentar yang kita tak tahu duduk persoalannya.

9. Mengomentari penampilannya.
"Kamu kok kucel banget se, perawatan donk biar ga keliatan tua. Biar suami ga berpaling ke lain hati..."
Nah ini juga komentar kelewat batas. Ada memang yang mungkin bisa cantik jelita meski anak sudah tiga, tapi kan tidak berarti semua perempuan bisa seperti dia. Karena tiap rumah tangga beda prioritas anggaran. Jika suaminya tajir melintir sampai cari uang pun ga usah mikir, ya mungkin bisa urus anak santai karena ada pembantu yang urus semua keperluan dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Dari pada sekedar mengomentari, mending sekalian aja mendanai #eh

10." Ga usah baper dech, gitu aja kok jadi beban pikiran..."
Wah...ini berat. Udah komentarnya ga enak tapi ga mau disalahkan jika komentarnya itu kurang tepat. Repot ini repot #tepokjidat
Setiap ucapan pasti memiliki efek terhadap seseorang, repot urusannya kalo kita terlepas tangan terhadap sesuatu yang kita ucapkan sendiri.

Menjadi seorang ibu adalah tentang sebuah perjalanan yang setiap orang akan menjalani proses yang berbeda-beda. Tidak untuk diperbandingkan apalagi diperlombakan. Karena kebahagiaan seorang ibu itu faktor pertama dan utama dalam sebuah keluarga, maka sesama perempuan kudu saling menguatkan, ga perlu saling menjatuhkan baik sengaja ataupun tidak.

Jadi...rumah berantakan ga papa ya, asal bukan hatinya yang berantakan #eh

DIAM ITU EMAS, kalo ga bisa diam ya udah kasih emas aja haha.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "INILAH 10 KOMENTAR MIRING YANG TAK SEHARUSNYA DIUCAPKAN KEPADA SEORANG IBU, NOMOR 5 PALING BIKIN NYESEK..."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel